Anak-anak kalian itu bukanlah anak-anak kalian. Mereka adalah anak-anak kehidupan yang merindukan kehidupannya sendiri.
Melalui kalian mereka lahir, namun bukan dari kalian - mereka ada pada kalian tapi bukan hakmu sekalian.
Berikan mereka kasih sayang kalian pada mereka, tapi jangan pernah memberikan bentuk-bentuk pikiran, sebab mereka memiliki pikiran mereka sendiri. Kalian berhak membuatkan rumah untuk tubuh-tubuh, tapi bukan untuk jiwa-jiwa mereka sendiri. Sebab jiwa-jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan yang tiada dapat kalian kunjungi, meskipun hanya alam mimpi. Kalian berhak berusaha menjadikan diri sendiri seperti mereka, namun jangan pernah menjadikan mereka seperti kalian. Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur, dan tidak pula tenggelam di masa lampau.
Kalian adalah busur, dan anak-anak itu adalah anak panah yang meluncur. Sang pemanah maha tahu sasaran bidikan keabadian. Dia merentangmu dengan kekuasaannya, hingga, anak panah itu melesat, jauh serta cepat.
Mereganglah dengan senang hati dalam rentangan tangan sang pemanah yang ahli, sebab dia mengasihi anak panah yang melesat laksana kilat, sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang menghentak mantap.
Anak-anak kalian itu bukanlah anak-anak kalian. Mereka adalah anak-anak kehidupan yang merindukan kehidupannya sendiri.
Melalui kalian mereka lahir, namun bukan dari kalian - mereka ada pada kalian tapi bukan hakmu sekalian.
Berikan mereka kasih sayang kalian pada mereka, tapi jangan pernah memberikan bentuk-bentuk pikiran, sebab mereka memiliki pikiran mereka sendiri. Kalian berhak membuatkan rumah untuk tubuh-tubuh, tapi bukan untuk jiwa-jiwa mereka sendiri. Sebab jiwa-jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan yang tiada dapat kalian kunjungi, meskipun hanya alam mimpi. Kalian berhak berusaha menjadikan diri sendiri seperti mereka, namun jangan pernah menjadikan mereka seperti kalian. Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur, dan tidak pula tenggelam di masa lampau.
Kalian adalah busur, dan anak-anak itu adalah anak panah yang meluncur. Sang pemanah maha tahu sasaran bidikan keabadian. Dia merentangmu dengan kekuasaannya, hingga, anak panah itu melesat, jauh serta cepat.
Mereganglah dengan senang hati dalam rentangan tangan sang pemanah yang ahli, sebab dia mengasihi anak panah yang melesat laksana kilat, sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang menghentak mantap.
- Kahlil Gibran -