Tidak sedikit warga Bogor yang memiliki aktivitas di Jakarta, baik itu sebagai pelajar, mahasiswa, pekerja, bahkan pengamen. Jakarta benar-benar (masih) menjadi tumpuan harapan warga Bogor untuk meraup harta demi mengebulnya asap dapur. Nah, dengan jarak yang lumayan jauh antara Bogor dan Jakarta, transportasi mau tidak mau menjadi suatu hal yang penting. Setiap jam berangkat kerja maupun pulang kerja, transportasi Bogor - Jakarta pasti puenuh (bukan penuh lagi, tapi "puenuh" dengan agak ditekan sedikit pada saat pengucapannya, halagh...). Misalnya KRL Ekonomi Bogor, para penumpang bisa di-pressto seperti yang pernah saya tulis di sini.
Untuk transportasi Bogor - Jakarta PP, saya pernah mencoba beberapa alternatif. Soalnya mau tahu mana transportasi yang efisien dan efektif. Kesimpulan sementara setelah mencoba beberapa alternatif tersebut, semuanya relatif. Tergantung situasi dan kondisi, kadang A yang efisien, kadang B, kadang C yang efektif, dst. Beberapa alternatif transportasi Bogor - Jakarta yang pernah saya coba antara lain:
1. KRL Ekonomi Bogor
Transportasi yang satu ini tergolong murah meriah. Cuma Rp. 2.500 sudah bisa sampai Jakarta. Kalau di dalam kota, Rp. 2.000 itu bisa untuk sekali naik angkot atau bus. Nah, dengan KRL Ekonomi ini duit segitu bisa untuk jarak jauh Jakarta - Bogor. KRL Ekonomi ini berhenti di setiap stasiun, jadi so pasti lambat kalau dibandingkan KRL Express Pakuan Bogor. Lama perjalanannya kira-kira lebih dari 1,5 jam dari stasiun Bogor ke stasiun Juanda Jakarta, itu kalau dalam kondisi normal. Yang menjadi masalah adalah seringkali kondisinya tidak normal, misalnya ada KRL yang mogok, jadwal kereta terlambat, kabel listrik putus, banjir di salah satu stasiun, dll. Yang sering kali saya alami, dengan KRL Ekonomi memakan waktu kira-kira 2 s.d 4 jam untuk Jakarta - Bogor.
Biaya total kalau menggunakan KRL Ekonomi, kira-kira Rp. 2.000 (titip motor di stasiun bogor), ditambah Rp. 5.000 (karcis KRL bolak-balik), plus bensin motor ke stasiun Bogor kira-kira Rp. 1.000. Jadi totalnya Rp. 8.000. Murah. Apalagi kalau beli tiket abodemen bagi yang sering berlangganan, cuma Rp. 60.000 per bulan.
2. KRL Pakuan Express Bogor
Pakuan Express Bogor lumayan nyaman, khususnya kalau dapat tempat duduk. Keretanya ber-AC, cukup bersih, penerangan cukup baik, dll. Waktu yang ditempuh cukup cepat, yaitu sekitar 1,25 jam Bogor - Jakarta, karena tidak berhenti di semua stasiun. Waktu tersebut adalah kalau dalam kondisi normal. Yang tidak normal bisa lebih dari itu, misalnya ada KRL Ekonomi di depannya mogok, ada stasiun yang banjir, dll. Kalau dihitung dari rumah ke tujuan, waktu yang digunakan bisa mencapai kurang lebih 1,5 - 2 jam. Harga karcisnya lumayan gede, yaitu Rp. 11.000 untuk sekali jalan. Harga karcis segitu bikin tidak nyaman di hati kalau service-nya tidak memuaskan. Yang pernah saya alami adalah AC-nya mati atau cuma angin aja yang keluar (jadi penumpang seperti di "ungkep", berpanas-panas ria sampai keringetan di dalam ruang gerbong tertutup selama 1 jam lebih), jadwal terlambat, dll. Naik Pakuan cocok untuk yang ingin kepastian jadwal, santai di kereta, punya duit banyak, dll. Kalau Pakuan penuh, biasanya penumpang yang tidak kebagian tempat duduk akan duduk di lantai dengan alas koran, lalu tidur, ngobrol, baca koran, dengerin MP3 player, atau mainin HP/PDA kebanggaannya.
Total biaya PP kalau naik Pakuan, kira-kira Rp. 22.000 (karcis Bogor - Jakarta bolak-balik), Rp. 2.000 (titip motor di stasiun Bogor), dan Rp. 1.500 (naik bus dari stasiun ke tempat aktivitas). Jadi totalnya Rp. 25.500,-, dibuletin deh jadi Rp. 26.000,-
3. Bus
Naik bus dari Bogor ke Jakarta bisa dari terminal Baranangsiang. Bus ke Jakarta sangat banyak pilihan, ada yang ke UKI, Kalideres, Tanjung Priok, dll, jadi waktu menunggu bus berangkat tidak lama, kecuali kalau hari Sabtu - Ahad. Yang pernah saya coba adalah ke UKI dan Kalideres. Selama perjalanan, bisa disuguhi film (kalau di bus ada TVnya), disuguhi nyanyian LIVE alias pengamen selama 1 jam-an, baca koran, baca buku, atau tidur. Kalau naik bus AC ke UKI, kira-kira 1 jam dari Bogor. Lalu dari UKI naik bus dalam kota ke tempat aktivitas. Nah naik bus dalam kota ini waktu tempuhnya relatif, kalau macet bisa lama. Saya belum pernah coba bus di hari kerja, jadi kurang tahu apakah penuh atau tidak. Kalau hari Sabtu - Ahad relatif pas alias tidak ada penumpang yang berdiri. Bayar bus cuma Rp. 6.000 (belakangan ini naik jadi Rp. 7.000) kalau ke UKI. Jadi biaya kalau naik Bus kira-kira Rp. 14.000 (bolak balik Bogor Jakarta) ditambah Rp. 8.000 untuk transportasi dalam kota menuju dan dari tempat aktivitas, ditambah Rp. 8.000 (untuk naik ojek bolak balik), Rp. 4.000 (untuk transportasi angkot di bogor menuju dan dari terminal), totalnya Rp. 34.000,-. Jatuhnya jadi mahal gara-gara banyak "over head" alias gonta ganti tranport selama perjalanan. Selain itu karena saya belum tahu apakah di terminal Baranangsiang ada penitipan motor atau tidak, akibatnya naik ojek dan angkot.
4. Motor
Yang pernah saya coba, saya naik motor dari arah Jl. Pajajaran Bogor, terus ke Warung Jambu, lalu ke Jl. Bogor Raya lewat Cibinong, lalu ke Jl. Raya Bogor lewat Pasar Rebo, lalu lewat Kampung Melayu, Salemba terus ke arah utara daerah Jakarta Pusat ke tempat saya beraktivitas. Jaraknya kira-kira 51 KM, jadi kalau bolak balik 102 KM. Waktu yang perlukan kira-kira 2 jam untuk sekali perjalanan, dengan kecepatan rata-rata 25 km/jam. Kecepatan segitu memang tergolong lambat, tapi sebenarnya tidak lambat. Angka segitu muncul karena sering bertemu titik macet seperti pasar, lampu merah, pabrik, terminal, sekolah, dll. Kalau mau yang agak lebih cepat, bisa lewat jalur Parung. Cuma jalannya memutar menjauhi tempat aktivitas di Jakarta Pusat. Jadi sama saja.
Motor cocok untuk yang punya daya tahan tubuh kuat. Pasalnya, kalau
naik motor Bogor - Jakarta setiap hari, bisa teler kalau kondisinya
ngga kuat. Belum lagi kalau hujan dan kondisi macet di Jakarta, bisa
tambah teler . Musti banyak-banyak minum air putih dan madu, plus
olah raga. Dengan motor, cocok untuk yang ingin mobilitas tinggi, atau ada keperluan sesuatu di Jakarta yang membutuhkan mobilitas. Jadi saran saya, jangan tiap hari kerja naik motor Bogor - Jakarta kecuali penting mendesak.
Biaya total untuk naik motor kira-kira Rp. 10.000,- untuk bensin premium bolak balik. Dan jangan lupa, dengan makin seringnya motor digunakan, maka akan makin sering untuk ganti oli dan aus mesin. Jadi jangan lupakan biaya ke bengkel.
--
Nah, kira-kira tranportasi mana yang Anda pilih untuk beraktivitas rutin di Jakarta? Atau ada alternatif lain, helikopter misalnya? Saya sendiri kadang naik KRL Ekonomi, kadang KRL Pakuan Express, atau kadang naik motor, tergantung situasi dan kebutuhan. Tidak pernah naik bus kecuali Sabtu - Ahad. Belakangan ini saya makin sering naik KRL Pakuan Express.
salam kenal, ounya jadwal pakuan express gambir/jakarta - bogor ngga?
mau ngajak anak2x “backpacker” :), naik kereta ke bogor dulu…