Menumbuhkan Keunggulan Kompetitif dari Kampus
hdn.or.id - Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang melimpah ruah. Dari ujung Timur hingga ujung Barat, kekayaan alam yang dimiliki begitu banyak, antara lain minyak bumi, emas, gas alam, kayu, bijih besi, dan sebagainya. Tanahnya pun subur, hingga Koes Plus mengatakan "tongkat kayu dan batu jadi tanaman" dalam sebuah lagunya. Negeri ini juga sangat unik, ini adalah negeri kepulauan yang jarang ada di bumi. Sehingga sudah pasti kekayaan alamnya sangat beragam, mulai dari sumber daya hutan, sumber daya laut (maritim), pegunungan, sumber daya pertanian, sumber daya pertambangan, dan sebagainya. Sedangkan dari sisi lokasi geografis, Indonesia terletak di lokasi yang sangat strategis, yaitu di antara dua benua dan berada di jalur perdagangan (pelayaran).
Namun ada pertanyaan besar dibalik itu semua, yaitu mengapa negeri yang kaya alamnya ini tergolong negara yang terbelakang?
Bandingkan dengan Jepang misalnya, sebuah negeri yang kekayaan alamnya jauh dibawah Indonesia. Dengan kekayaan alam yang terbatas itu, ternyata Jepang justru tergolong negara maju. Begitu juga dengan beberapa negara di Eropa. Dengan kondisi alam sedemikian rupa, Indonesia dipastikan jauh lebih kaya alamnya ketimbang Eropa. Namun negara-negara di sana kita lihat justru lebih maju dari kita. Selanjutnya saya coba ambil contoh yang tidak perlu jauh-jauh, yaitu Singapura. Negara ini luas wilayahnya sangat kecil, kekayaan alamnya pasti jauh dibawah Indonesia. Tapi Singapura dapat menjadikan negaranya sebagai negara yang paling maju di Asia Tenggara, bahkan di asia dan dunia.
Mengapa bisa demikian? Hal tersebut antara lain disebabkan karena kebanyakan kita sudah puas dengan adanya keunggulan komparatif, namun tidak berusaha untuk menumbuhkan keunggulan kompetitif. Apa itu "keunggulan komparatif" dan "keunggulan kompetitif"?
Secara sederhana, keunggulan komparatif adalah keunggulan yang sudah disediakan oleh Allah SWT, "given from God", tanpa ada proses campur tangan manusia. Contohnya adalah kekayaan alam, lokasi geografis, iklim, dan sebagainya. Propinsi Papua kekayaan alamnya melimpah ruah, ini merupakan keunggulan komparatif. Papua tidak maju karena tidak memiliki keunggulan kompetitif, hingga akhirnya keunggulan komparatif (kekayaan alam)nya itu justru dinikmati oleh negara-negara asing. Contoh lain adalah elat malaka yang ada di Indonesia, ini merupakan salah satu keunggulan komparatif kalau dilihat dari sisi lokasi geografis. Hampir di seluruh wilayah di Indonesia, saya kira memiliki keunggulan komparatif yang luar biasa.
Sedangkan keunggulan kompetitif adalah keunggulan yang timbul karena adanya usaha manusia (dan dengan izin Allah). Contohnya adalah Singapura. Secara geografis, Singapura memiliki keunggulan komparatif, yaitu terletak secara strategis di jalur pelayaran. Dengan keunggulan komparatif ini pemerintah Singapura lebih menitikberatkan untuk menjadi pusat distribusi di Asia Tenggara. Maka infrastruktur transportasinya sangat diperkuat. Dan pemerintah Singapura tidak condong untuk menjadi negara yang unggul di bidang manufaktur. Inilah contoh keunggulan kompetitif yang dimiliki Singapura, sehingga bisa menjadi negara maju.
Contoh lainnya adalah Jepang. Negara ini dapat maju karena memiliki keunggulan kompetitif walaupun keunggulan komparatifnya kurang. Pemerintahnya sangat peduli terhadap pendidikan manusianya. Ketika Jepang di jatuhi bom Atom oleh Amerika, yang pertama kali dicari oleh pemerintahnya adalah Guru! Begitu besar perhatiannya terhadap pendidikan untuk membangun manusianya.
Jika kedua keunggulan tersebut dihadap-hadapkan, maka secara realita negara yang memiliki keunggulan kompetitif merupakan negara yang maju. Indonesia banyak memiliki keunggulan komparatif tapi tidak banyak memiliki keunggulan kompetitif, sehingga kalah maju bila dibandingkan dengan Singapura, Jepang, dan lain-lain. Begitu pula jika dibandingkan negara beberapa negara di Eropa, Amerika, dan sebagainya.
Ada satu hal yang menarik di salah satu negara di Eropa, yaitu Portugal. Kalau dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya, Portugal tergolong tertinggal. Mengapa? Ternyata di Portugal ada suatu kebiasaan yang namanya "Siesta". Siesta adalah kebiasaan orang-orang Portugal untuk tidur siang. Sehingga Portugal terlihat kurang maju dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya.
Lalu bagaimana agar kita memiliki keunggulan kompetitif? Hal tersebut akan sangat bergantung kepada kualitas sumber daya manusianya. Dan itu hanya bisa dibangun melalui pendidikan. Sedangkan tingkat pendidikan yang sangat potensial untuk menumbuhkan keunggulan kompetitif adalah di Universitas. Idealnya dari kampuslah manusia-manusia unggul dapat dilahirkan. Karena kalau dari pemetaan masyarakat, lulusan kampus lebih diarahkan kepada masyarakat middle ke atas.
Namun kalau kita perhatikan, banyak dari lulusan kampus yang justru menjadi beban bagi negara ini. Setelah menjadi "raja sehari" pada saat wisuda, tidak sedikit lulusan kampus yang menjadi pengangguran. Barangkali ada yang kurang tepat dengan sistem pendidikan kita. Namun saya bukan ingin membahas hal tersebut, karena bukan bidang saya. Saya hanya ingin menggarisbawahi mengenai pendidikan yang menyeluruh. Selama ini pendidikan di Universitas yang membangun manusia dari segi pemikirannya dan fisik saja, sedangkan ruhaninya tergolong kurang. Pendidikan agama yang didapat di kampus hanya 2 sks. Dan itupun muatan ajarannya kurang tepat, sehingga banyak yang justru bosan dan jenuh dengan pendidikan agama di kampus.
Tarbiyah Islamiyah (pembinaan Ke-Islaman) di Kampus menjawab pertanyaan tersebut. Dengan Tarbiyah Islamiyah di kampus akan membentuk visi misi yang membangun dari seorang individu dan akan menumbuhkan daya motivasi seseorang untuk terus aktif bergerak. Dengan Tarbiyah Islamiyah, diharapkan akan membentuk suatu komunitas terbaik dan unggul. Komunitas terbaik itu ada di tengah-tengah manusia lainnya, selalu aktif untuk terus membangun dan usaha perbaikan, selalu aktif untuk mencegah adanya proses penghancuran, dan mereka beriman kepada Allah. Dengan ciri-ciri seperti ini sebagai keunggulan kompetitif, Indonesia bisa maju dengan modal dasar keunggulan komparatif yang sudah dimilikinya.
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah." (QS. Ali Imran: 110)