Segala sesuatu adalah milik-Nya, dan pasti akan kembali kepada-Nya. Jika Allah sudah berkehendak, maka sudah pasti terjadi. Eri Hardiansyah adalah salah seorang sahabat kami yang rumahnya sering kami jadikan tempat tongkrongan waktu SMA, bahkan nginap di sana. Almarhum anak seorang Jendral. Wisma Pati AL di dekat senayan adalah tempat tinggalnya ketika dulu di SMA. Di sinilah salah satu tempat bermain kami bertiga, saya, Rivai, dan Eri.
Eri, dulu sering dipanggil mas Eri. Karena dia asli dari Surabaya. Logat Jawanya sangat kental. Pistol tiruan dengan butiran peluru karet adalah mainan andalannya. Sekali kena tembak, lumayan bisa bikin bentol. Walaupun dia susah diajak ngaji, tapi dia sangat toleran dengan anak-anak Rohis ketika itu. Akrab, gaul, anak band, suka tertawa, dan logat jawa, itu ciri khasnya. Pernah punya obsesi terhadap sesuatu ketika SMA. Dan hanya kami bertiga yang mengetahuinya.
Kini dia sudah tiada. Lebih menyedihkan lagi, kabar kematiannya baru kuketahui setahun setelah kematiannya di Kalimantan. Tidak hanya diriku, hampir semua teman seangkatan satu almamater SMA juga baru dapat kabar duka itu sekarang, itu pun setelah aku kabari mereka melalui mailing list angkatan dan via Yahoo Messenger. Almarhum meninggal karena tersengat listrik di tempat kerjanya. Semoga Allah melapangkan kuburnya, menerima segala amal ibadahnya, dan menerimanya disisi-Nya yang terbaik.
Kematian seorang sahabat, selalu mengingatkan saya tentang kematian. Setiap kali menerima kabar kematian seseorang yang dekat, serasa saya sedang dalam antrian untuk menunggu giliran berikutnya. Ya Allah, matikanlah kami dalam khusnul khatimah.